Pendidikan Seks (sex
education) adalah suatu pengetahuan yang kita ajarkan mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. Ini mencakup mulai dari
pertumbuhan jenis kelamin (Laki-laki atau wanita). Bagaimana fungsi kelamin sebagai alat reproduksi. Bagaimana
perkembangan alat kelamin itu pada wanita dan pada laki-laki. Tentang
menstruasi, mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada timbulnya birahi karena
adanya perubahan pada hormon-hormon. Termasuk nantinya masalah perkawinan, kehamilan
dan sebagainya ( belajarpsikologi, 2011).
Pentingnya Pendidikan Seks (Sex Education)
Bagi Remaja :
Ada beberapa hal mengenai Pentingnya
Pendidikan Seks bagi Remaja, diantaranya yaitu:
• Untuk mengetahui informasi seksual bagi remaja
• Memiliki kesadaran akan pentingnya memahami masalah
seksualitas
• Memiliki kesadaran akan fungsi-fungsi seksualnya
• Memahami masalah-masalah seksualitas remaja
•Memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
masalah-masalah seksualitas (belajarpsikologi, 2011).
Tujuan
pendidikan seks di sekolah seperti yang diungkapkan oleh Federasi Kehidupan
Keluarga Internasional ialah : (diunduh dari Pendidikan
Seks di Sekolah)
·
Memahami seksualitas sebagai bagian dari kehidupan
yang esensi dan normal.
·
Mengerti perkembangan fisik dan perkembangan emosional
manusia.
·
Memahami dan menerima individualitas pola perkembangan
pribadi.
·
Memahami kenyataan seksualitas manusia dan reproduksi
manusia.
· Mengkomunikasikan secara efektif tentang
pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan seksualitas dan perilaku sosial.
· Mengetahui konsekuensi secara pribadi dan sosial dari
sikap seksual yang tidak bertanggung jawab.
·
Mengembangkan sikap tanggung jawab dalam hubungan
interpersonal dan perilaku sosial.
·
Mengenal dan mampu mengambil langkah efektif terhadap
penyimpangan perilaku seksual.
·
Merencanakan kemandirian di masa depan, sebuah tempat
dalam masyarakat, pernikahan dan kehidupan keluarga (education-mantap, 2009).
Cara Penyampaian tentang Sex Education adalah sebagai
berikut :
1. Usia balita (1-5 tahun)
Memperkenalkan organ
seks yang dimiliki seperti menjelaskan anggota tubuh lainnya, termasuk
menjelaskan fungsi serta cara melindunginya.
2. Usia sekolah (6-10 tahun)
Memahami perbedaan
jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), menginformasikan asal-usul manusia,
membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari kuman dan penyakit.
3.
Usia menjelang remaja
Menerangkan
masa pubertas dan karakteristiknya, serta menerima perubahan dari bentuk
tubuhnya.
4. Usia remaja
Memberi penjelasan
mengenai perilaku seks yang merugikan (seperti seks bebas), menanamkan moral
dan prinsip ‘say no‘ untuk seks pra nikah serta membangun
penerimaan terhadap diri sendiri.
5. Usia pranikah
Pembekalan pada
pasangan yang ingin menikah tentang hubungan seks yang sehat dan tepat.
6.
Usia setelah menikah
Memelihara
pernikahan melalui hubungan seks yang berkualitas dan berguna untuk melepaskan
ketegangan dan stres (dokterkecil, 2011).
Pandangan
Pendidikan Seks dari Berbagai Aspek :
1.
Agama
2.
Psikologi
(muhammadfauzianwar, 2012)
Menurut saya ”sex education” memang pantas
dimasukkan dalam kurikulum di sekolah menengah, apalagi siswa pada ini adalah
masa pubertas.”Sex education”
sangat perlu sekali untuk mengantisipasi, mengetahui atau mencegah kegiatan
seks bebas dan mampu menghindari dampak-dampak negatif lainnya. Pendidikan seks
atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau yang
lebih trend-nya “sex education”
sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak dewasa atau
remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ini penting untuk
mencegah biasnya sex education maupun
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
di kalangan remaja.
http://education-mantap.blogspot.com/2009/12/pendidikan-seks-di-sekolah.html
http://muhammadfauzianwar.wordpress.com/2012/03/20/sex-education/
http://muhammadfauzianwar.wordpress.com/2012/03/20/sex-education/